Desa Ogotumubu Kabupaten Parimo Dihantam Banjir Tiga Kali Berturut-turut, Normalisasi Tidak Maksimal

oleh -
Banjir bandang menerjang Desa Ogotumbu, Kecamatan Tomini, Kabupaten Parimo, kali ketiga. FOTO : Screenshot video amatir warga Desa Ogotumbu

PARIMO, SULTENGNEWS.COM – Musim penghujan yang terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadi bayang-bayang menakutkan bagi masyarakat, karena banjir bandang menjadi ancaman nyata. Tak terkecuali di Desa Ogotumubu, Kecamatan Tomini, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulteng.

Desa Ogotumubu sudah kali ketiga berturut-turut dihantam banjir bandang sejak Juli sampai September 2021 sekarang. Akibatnya puluhan rumah terendam air disertai lumpur.

Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, banjir pertama yang menerpa Desa Ogotumubu terjadi pada 12 Juli 2021 sudah ada 88 rumah terendam. Sampai hari ini, Minggu (12/09/2021), dimana banjir bandang kembali menerjang desa tersebut.

Kepala Desa (Kades) Ogutumubu, Badrun saat dihubungi pada pukul 21.30 wita, dia mengatakan, air yang merendam Desa Ogotumubu telah surut.

“Air sudah surut,”ucap Badrun saat dihubungi melalui via telepon.

Saat ditanyakan apa penyebab air sampai meluap ke rumah warga, Badrun mengaku tidak mengetahui hal tersebut.

“Saya kurang tau juga penyababnya,cuman banjir”akuhnya.

Badrun juga membenarkan, banjir yang melanda Desa Ogotumubu sudah terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut.

“Iyo-iyo (betul-betul),”katanya.

“Artinya begini, banjir ini kan cuman banjir bencana alam, cuman kalau yang ini sudah tiga kali berturut-turut, cuman saya tidak tau juga penyebabnya apa,”lanjut Badrun.

Badrun memastikan terjadinya banjir juga diakibatkan intensitas hujan tinggi dan berlangsung lama.

“Artinya barang ini, biar anak sungai tetap dia banjir, biar di (Dusun) Oya tanggalam sumua orang pe rumah, biar bukan banjir karena musim hujan ini,”ujarnya.

Dalam upaya meminimalisir kembali terjadinya banjir di Desa Ogotumubu, Badrun menyebut, Pemerintah Kabupaten Parimo telah melakukan normalisasi di sungai Ogotumubu.

“(Pemerintah) sudah normalisasi baru-baru dari (Pemerintah) kabupaten. Normalisasi sudah ada cuman bencana alam ini sudah begitu, tapi kalau musim panas terus banjir tiga kali itu dipertanyakan tapi musim hujan begini biar anak sungai banjir,”jelasnya.

Hanya saja, Badrun kembali mengaku tidak mengetahui penyebab banjir, dia berujar bahwa banjir itu hanya Tuhan saja yang mengetahui.

“Penyabnya saya tidak tau, hanya tuhan yang tau. Cuman yang jelas banjir,”ucapnya.

Saat ditanyakan berapa rumah yang terendam banjir, Badrun menjawab, hanya beberapa rumah yang menjadi langanan khususnya di areal Kantor Desa Ogotumubu.

“hanya yang biasa-biasa (Rumah terendam banjir) itu saja, sekitar masjid dan kantor desa,”tuturnya.

Seab, sampai saat ini, Badrun belum mengetahui jumlah rumah yang terendam banjir karena dirinya masih menghadiri acara pernikahan.

“Saya belum cek ini, apa saya ada pesta (pernikahan) ini tadi, saya belum cek,”ujar Badrun.

Badrun juga memastikan, tidak ada warga yang mengungsi, kerena tidak ada kerusakan rumah, karena hanya rumah terendam air.

“Tapi biasanya begitu juga,”kata Badrun.

“Pemerintah juga sudah ada melakukan normalisasi di titik yang meluap, cuman bencana alam ini kita tidak tau ukurannya besar atau kecil. Apalagi satu hari tadi ujan terus,”sambungnya.

Badrun menambahkan, sungai Ogotumubu merupakan tempat pertemuan dari empat penjuru sungai dari desa tetangga, sehingga sungai Ogotumubu rawan terjadi banjir.

“Karena sungai di Ogotumubu ini dari empat cabang turun kesini, sungai tomini dan tilung jadi kalau meluap banjir juga disini,”pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Desa Ogotumubu mengungkapkan, banjir yang terjadi di Desa Ogotumubu merupakan banjir tahunan. Akan tetapi, baru di tahun 2021, terjadi sebanyak tiga kali.

“10 hari lagi lebaran Idhul Adha itu banjir, itu banjir pertamanya, satu bulan setelahnya terjadi lagi banjir dan tadi ini lagi ke tiga kalinya,”ujarnya.

Alun menyebut, banjir yang menerjang Desa Ogotumubu diakibatkan intensitas hujan yang tinggi

“Karena hujan yang terlalu tinggi, kalau kita bilang musimnya juga,”sebutnya.

Alun juga menduga banjir tersebut diakibatkan jalur sungai yang telah mengalami pendangkalan hingga akhirnya meluap dan merendam pemukiman warga setempat.

“Kalau (air masuk) ke rumah warga setau saya karena jalan sungai tidak dalam lagi, sudah luas jadi. Jadi air besar biar bagaimana meluap karena karena sudah banyak tikungan air tidak lurus lagi terus sudah dangkal tidak dalam lagi air,”terangnya.

Belum lama ini, kata Alun, pemerintah setempat telah melakukan normalisasi di Sungai Ogotumubu. Sayangnya, Alun menganggap normalisasi itu tidak maksimal. Dia menduga tidak maksimalnya normalisasi dikarenakan keuangan dan pengawasan yang kurang ketat.

“Alhamdulillah baru tiga hari kemarin itu normalisasi sungai, tapi normalisasi tidak maksimal, saya juga tidak tau kenapa normalisasi tidak normal mungkin karena anggaran atau pengawasan tidak terlalu ketat, jadi normalisasinya juga hanya pemindahan air yang sudah tidak jalan lagi di jalannya  memang  jadi dipindahkan,”jelasnya.

Dari informasi yang didapatkan Alun dilapangan, sepengetahuan dirinya saat ini sekira 20 rumah yang terendam banjir.

“Kalau yang terdampak belum tau juga karena saya belum turun ke rumah warga juga tapi kalau rumah yang sekitaran 20,”ucapnya.

“Tinggal bersih-bersih lagi. Cuman memang rumah yang terendam lumpur masih ada,”tandasnya.DAL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.