Kepsek SDN 2 Nalu, Diduga Aniaya Murid Kelas 6

oleh -

Keterangan Foto : Korban MA didampingi Ayahnya. Korban tidak mau lagi bersekolah karena trauma dan merasa takut. FOTO: AND

TOLITOLI,SULTENGNEWS.COM – Kepala Sekolah SDN 2 Nalu Kecamatan Baolan, Kabupaten Tolitoli, Sumitro, diduga melakukan kekerasan terhadap siswanya berinisial MA (12) Siswa laki – laki Kelas 6 SD tersebut  pada hari Jumat, 23 November 2018.



Menurut Orang tua Korban Rudi (50), Awalnya dia tidak mengetahui kejadian tersebut sebab Korban MA yang merupakan anaknya tidak memberi tahu kekerasan yang dialaminya.

“Awalnya saya tidak mengetahui kejadian yang dialami anak saya sebab anak saya pulang sekolah hanya diam – diam  tidak seperti biasanya dan langsung pergi tidur.” Katanya Senin (26/11/2018).

Dia Melanjutkkan, Pada saat hari jumat orang tua korban membangunkan korban yang tidur untuk ikut sholat Jumat namun Korban tidak bisa ikut sholat jumat karena merasa pusing dan mengeluhkan sakit dibagian dada.

“Karena sudah mau masuk waktu sholat jumat saya membangunkan anak saya untuk bersiap – siap pergi sholat jumat tapi dia bilang tidak bisa ikut karena kepalanya pusing dan dadanya terasa sakit.” Terangnya.

Lebih lanjut, Setelah malam harinya orang tua korban mendapat informasi dari sepupu korban yang sama – sama duduk dibangku kelas 6 SDN 2 Nalu, mengatakan bahwa MA pada hari jumat pagi saat melakukan senam bersama, korban MA dianiaya kepala sekolah.

“Sepupu anak saya mengatakan, anak saya MA dipukul dengan cara di Tampar dan di tendang di bagian dada oleh Sumitro kepala sekolah SDN 2 Nalu.” Tuturnya.

Karena Orang tua korban merasa kaget mendapat kabar anaknya diperlakukan secara tidak manusiawi, pada hari sabtu, 24 November 2018 pagi oranag tua korban mendatangi sekolah untuk menanyakan perihal pemukulan terhadap MA anaknya. Namun saat tiba di sekolah tersebut kepala sekolah SDN 2 Nalu tidak berada di tempat.

“Saya pergi kesekolah hari sabtu pagi mau menemui kepala sekolah untuk tanya mengapa anak saya diperlakukan seperti itu, tapi samapai disana kepala sekolah tidak ditemapat, saya menanyakan kepada guru – guru yang ada disekoah tapi mereka mengtakan tidak tahu soal kejadian tersebut dan bilang kalau Kepala sekolah baru saja berangkat ke Gorontalo.” Ujarnya.

Karena merasa tidak puas dengan jawaban guru – guru disekolah tersebut, orang tua korban mencari wali kelas Korban dan menanyakan perihal kejadian tersbut, Wali kelas 6 SD tersebut membenarkan kejadian yang dialami korban MA pada hari jumat.

“Guru itu mengatakan benar memang ada tindakan yang dilakukan kepala sekolah terhadap anak saya, dengan alasan saat senam anak saya lari – lari, bermain dengan temannya bernama Fadil, dan Sumitro datang dan langsung ambil tindakan.” Katanya.

Karena masih tidak puas dengan jawaban yang didapatkan orang tua korban dan tidak terima dengan tindakan kepala sekolah tersebut, orang tua korban melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tolitoli.

“Saya tidak senang dengan cara kepsek itu mendidik anak saya dengan cara kekerasan, saya sudah ambil tindakan dengan melaporkan kejadian ini ke Kepolisian Polres Tolitoli.” Terangnya.

Lebih Lanjut, Orang tua korban tidak terima dengan tindakan yang dilakukan Sumitro, karena Korban MA merasa takut dan trauma sehingga MA tidak mau lagi bersekolah.

“gara – gara  kalakuanya Sumitro, anak saya sudah tidak mau sekolah alasnya takut pergi sekolah, saya jadi sempat emosi karena kekerasan yang dilakukan Sumitro sudah kelewat batas sampai pipi anak saya membiru dan dada terasa sakit, harusnya tugas guru itu mengajar murid bukan menghajar murid, saya menyesalkan tindakan Kepala Sekolah bukan mencermikan sikap seorang pendidik tapi sikap seperti preman.” ungkapnya dengan wajah emosi.

Dia meminta agar Hal ini segera ditindak lanjuti oleh pihak dinas Pendidikan karena orang tua korban hawatir akan terjadi pada murid – murid lain seperti yang dialami anakya.

“Saya minta kepada dinas pendidikan untuk menindak oknum kepala sekolah SDN 2 Nalu yang melakukan kekerasan terhadap anak saya dan saya juga sudah menepuh jalur hukum atas kejadian yang menipah anak saya.” Tutupnya.AND

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.