PALU, SULTENGNEWS.COM – Wakil Wali Kota (Wawali) Palu, dr. Reny A. Lamadjido menjadi salah satu narasumber pada kegiatan Local Leader Forum pada Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke 7 tahun 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), pada 23 Mei 2022.
Kegiatan itu diselenggaranakn oleh UNDRR, yang merupakan sebuah lembaga PBB yang mengurusi pengurangan resiko bencana.
Kehadiran Wawali yang merupakan repsentasi dari Kota Palu, dianggap penting sebagai representasi komitmen pemerintah daerah dalam melakukan berbagai inovasi pada program dan kebijakan untuk pengurangan resiko bencana di daerah, serta membangun ketangguhan kota dalam tataran lokal.
Berbagai hal tersebut dianggap berkesesuaian dengan kampanye Making Cities Resilience (MCR) 2030, yaitu sebuah upaya menjawab tantangan perkotaan sebagai stratagi pengurahgan resiko bencana.
Keikut sertaan Kota Palu dalam GPDRR tahun 2022, dilaksnakan dengan tujuan untuk menjaring berbagai best practice dari pemerintah Kota Palu mengenai implementasi SDGS dan pengurangan resiko bencana.
Serta berupaya memberikan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam mempercepat pencapaian target SDGs dan Making Cites Resillience, serta memperkuat gerakan MCR 2030, serta mendukung pemerintahan dareah agar lebih inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan.
Acara yang diikuti oleh hampir 193 negara dan 6000 peserta ini, Wakil Wali Kota Palu dr.Reny A Lamadjido, Sp, PK, M.Kes hadir pada tematik tentang belajar dari tuan rumah Indonesia sebagai ujung tombak dalam membangun ketanguhan daerah.
Sesion ini berisi pengalaman dan refleksi para pemimpin lokal dalam membangun ketangguhan bencana dan iklim. Wakil Wali Kota Palu, dr Reni A. Lamadjido dipanel bersama Wali Kota Bontang Basri Rase dan Gubernur Bali, Wayan Koster.
Wawali dr. Reny A Lamadjido membawakan materi tentang Preserving Disaster Memory to Build City Resilience (Learn Form Palu City) yang isinya tentang strategi Kota Palu dalam pemulihan sosial ekonomi mulai dari bencana alam 2018 dan pamdemi covid 19, serta menjadikan memori tahun 2018 dan pandemi covid diintegrasikan kedalam kebijakan yang lebih strategis dan mengikat serta berbagi pengalaman Kota Palu dalam memastikan bahwa masyarakat dan pelaku usaha tidak hanya tahu resiko bencana, tapi juga melakukan pengurangan resiko bencana alam maupun non alam.
Diakhir paparannya, dr. reny Lamadjido menyitir filosofi lokal Suku Kaili dalam penanggulangan bencana yaitu “Agina Moinga, Nemo Naonga atau lebih baik kita terus saling mengingatkan dari pada akhirnya hanya akan tenggelam” pungkasnya dalam paparan materinya yang disambut tepuk tangan meriah dari para audience yang hadir, termaksud Kepala BNPB, Mayjen Suharyanto.***