PALU, SULTENGNEWS.COM – Pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) XI KAHMI telah berlangsung dengan ditandai telah dibukanya secara resmi oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, Jumat (25/11/2022) kemarin siang.
Sesuai dengan tahapan jadwal pelaksanaan, kegiatan Munas XI KAHMI sendiri akan berakhir pada tanggal 27 November 2022, yang dimulai dari tanggal 24-27 November 2022 kemarin.
Dalam permasalahan ini, Wali Kota Palu Periode 2016-2022 Dr. Hidayat, menanggapi atas digelontorkannya anggaran senilai 14 miliar rupiah oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk kegiatan Munas XI KAHMI yang dilaksanakan di kota Palu, Sulawesi Tengah.
Dr. Hidayat beranggapan, bahwa adanya keberatan dari sebagian masyarakat terhadap kebijakan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dari berbagai media sosial dan media mainstream, yang berkenan menggelontorkan anggaran sebanyak 14 Miliar rupiah tersebut, dianggapnya itu adalah hal yang wajar dan sangat manusiawi.
Menurutnya, sangat wajar bagi mereka menyampaikan satu luapan emosi. Kenapa, karena situasi ekonomi masyarakat kita di Palu, belum masuk pada tahap penyelesaian rehabilitasi dan rekonstruksi pemulihan ekonomi terhadap dua bencana alam yang menimpa sebelumnya. Yakni bencana alam dan non alam, terutama bagi masyarakat Sigi, Donggala, Palu dan Parigi Moutong. Serta yang paling resistensi itu adalah masyarakat dari Palu, Sigi dan Donggala.
“Karena pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi dari bencana alam kemarin itu belum sepenuhnya selesai sampai sekarang. Apalagi masih banyak warga belum menempati Huntap, masih banyak jalan yang belum diperbaiki, dan lain sebagainya. Disinilah resistensi dari pada masyarakat yang terdampak bencana alam (gempa, tsunami dan likuifaksi 28 September 2018), ditambah dengan covid-19 2020-2021, belum sepenuhnya pulih,” urai Dr. Hidayat kepada SultengNews.com.
“Sekali lagi, belum dilakukan sepenuhnya penyelesaian rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana yang namanya pemulihan. Itu dari satu sisi, itu harus kita maklumi. Suasana bathin masyarakat saat ini yang belum pulih sepenuhnya, khususnya di bidang insfrastruktur, apalagi belum dilakukan pemulihan ekonomi,” sebut Hidayat.
Namun, lanjut Dr. Hidayat yang pernah jabat Plt. Bupati Sigi tersebut, disisi lainnya, sebagai masyarakat kota Palu, masyarakat Sulawesi Tengah, bangga atas dipercayakannya kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, untuk melaksanakan Musyawarah Nasional yang dilaksanakan di kota Palu.
“Kita harus hargai, kita harus bangga sebagai masyarakat Sulawesi Tengah, bahwa kita mendapatkan kepercayaan Musyawarah yang Nasional ini. Saya kira ini sudah dua kali organisasi-organisasi keagamaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan secara nasionalnya dan dilaksanakan di kota Palu,” kata dia.
“Saya berharap, kita warga kota Palu terus menjaga moralitas kita. Kalaupun ada kesalahan di dalam proses Munas ini nanti, kita harus menjaga Munas ini dari kondusifitasnya. Sehingga kedepannya, kita menjadi daerah yang dipercaya kembali oleh nasional. Oh, aman di Palu untuk melaksanaan kegiatan-kegiatan berskala nasional,” katanya menambahkan.
Kemudian, poin yang terpenting dari yang bisa diambil atas terlaksananya pelaksanaan Munas XI KAHMI di Palu tegas dia, jumlah orang yang datang dari luar cukup besar, nilai ekonomi bertambah. Yang pertama ojek, gojek, maxim, warung makan, hotel, penginapan, akan berdampak meningkatkan ekonomi bagi masyarakat, khususnya Palu.
Sehingga harapannya, akan ada lagi kegiatan-kegiatan berskala nasional yang bisa dibawa ke Palu. Karena begini, Palu ini tidak ada logika ekonomi bisa dibangun selain dengan membangun ekonomi dari sektor jasa.
“Kita mau membangun dari sektor industri, sangat kesulitan. Sumber daya alam kita tidak punya, bangun sektor pertanian, pertenakan, perikanan, itu hal tidak mungkin kita lakukan. Kenapa, karena SDA di kota Palu ini secara geografis dari daerah Timur, sumber daya alam ada di kabuptan, kita tidak punya itu selain sektor jasa,” urainya.
“Berbicara jasa, siapa yang mau beli jasa kita kalau tidak ada orang dari luar yang datang. Produk-produk olahan makanan kita belum bisa bersaing dengan daerah lain. Maka kita harus tarik orang dari luar daerah Palu untuk datang dan berbelanja dari kuliner-kuliner kita. Tinggal di hotel kita, warung kopi sudah banyak bertumbuh di segala titik dan dari pendapatan ekonomi masyarakat lainnya,” ucapnya.
“Ingat, orang lapar hilang budayanya, orang lapar hilang adatnya, orang lapar bukan hilang imannya tetapi turun imannya. Makanya, ekonomi sangat penting di dalam membangun manusia seperti ini,” jelasnya.
Selanjutnya, kembali ke permasalahan terkait dengan penggelotoran anggaran 14 miliar tersebut untuk kegiatan Munas XI KAHMI, harus diterima dengan lapang dada dan tidak boleh ada menyimpan kemarahan.
“Sebenarnya bukan KAHMI nya tetapi dana yang digelontorkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah itu yang menjadi gejolak dari bathin masyarakat. Itu harus kita terima dan kita tidak boleh marah, tidak boleh ditampik, karena suasana bathin masyarakat kita ini belum pulih sebagaimana yang saya sampaikan sebelumnya,” tegasnya.ZAL