Triwulan Kedua Tahun 2022, Pertumbuhan Ekonomi Sulteng Sebesar 11,17 Persen

oleh -
Kepala OJK Perwakilan Sulteng, Triyono Raharjo (tengah) saat menjelaskan pertumbuhan ekonomi di Sulteng dalam kegiatan “Jurnalis Update” di Foodie Cafe dan Resto Jalan Sultan Hasanudin, Kota Palu pada Selasa (9/8/2022). FOTO : SULTENGNEWS.COM/MAHFUL

PALU, SULTENGNEWS.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng), menggelar kegiatan bersama dengan para jurnalis bertajuk “Media Update” di Foodie Cafe dan Resto Jalan Sultan Hasanudin, Kota Palu pada Selasa (9/8/2022).

Kegiatan ini dilaksanakan OJK Sulteng dengan tujuan menyampaikan perkembangan ekonomi dan perkembangan industri jasa keuangan di Sulteng.

Kepala OJK Sulteng, Triyono Raharjo dalam kesempatan itu mengatakan, pertumbuhan ekonomi di sulteng pada triwulan ke dua tahun 2022 ini sangat bagus sekali.

“Pertumbuhan ekonomi Sulteng, mencapai 11,7 persen pada triwulan kedua tahun ini. Angka ini jauh dari pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,40 persen,” ujar Triono Raharjo dalam kegiatan bersama para jurnalis itu.

Hal ini kata dia, menandakan bahwa pemulihan ekonomi yang telah berlangsung sejak tahun 2021 di Sulteng terus berlanjut dan semakin menguat.

“Pertumbuhan ekonomi di Sulteng ini, menunjukan tanda – tanda bahwa kita akan pulih. Tentunya memang kalau ditelusuri, yah ini sangat mendorong pada industri yang saat ini menjadi pilar ekonomi di Sulteng,” ungkapnya.

Menurut Triyono Raharjo, sektor industri menjadi faktor utama meningkatnya ekonomi di Sulteng yaitu transportasi dan pergudangan sebesar 33,32 persen, industri pengelolaan 19,99 persen, serta pertambangan dan penggalian sebesar 16,89 persen.

“Memang Sulteng saat ini menjadi daya tarik dan didekati para investor dibidang pertambangan khususnya di bagian Timur Sulteng,” terangnya.

Sementara untuk aset perbankkan di Sulteng, Triyono Raharjo hanya menyumbang kurang dari satu persen dalam pertumbuhan ekonomi yaitu berkisar diangka 0,57 persen.

Angka itu memang sangat kecil jika dibandingkan dengan dengan jumlah aset perbankkan secara nasional yang mencapai 10,308 triliun. Sedangkan Sulteng hanya 58,8 triliun saja.

“Itu artinya masih sangat jauh sekali. Hal inilah yang masih menjadi tantangan bagi kita semua, bagaimana caranya mendongkrok maupun partisipasi melalui pengembangan sektor jasa keungan khususnya diperbankkan,” terangnya.

Dijelaskan, karena aset perbankkan hanya 0,57 persen, sehingga berdampak pada sektor kreditur maupun pihak ketiga, yang sumber dananya juga tidak sampai satu persen yakni hanya 0,69 persen.

“Dana yang berhasil dikumpulkan khususnya perbankkan di Sulteng, baru mencapai 32,01 triliun, sementara nasional 10,308 triliun,” tandas Triyono Raharjo. FUL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.