Soal Parpol di Sulteng, Pengamat Politik : Tata Kelola Parpol Cenderung Alami Degradasi

oleh -
Pengamat Politik Sulteng, Dr. Slamet Riadi Cante. FOTO : IST

PALU, SULTENGNEWS.COM : Akhir-akhir ini Partai Politik (Parpol) di Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami masalah internal. Tak sedikit Parpol harus berhadapan dengan dinamika organisasi kepartaian, baik di tingkat desa, kecamatan, kota atau kabupaten,  dan provinsi, sehingga bermuara terhadap mundur atau pindahnya pengurus partai tersebut.

Pengamat Politik Sulteng, Dr. Slamet Riadi Cante menjelaskan, adanya keretakan di Parpol diakibatkan fenomena yang menunjukan tata kelola Parpol mengalami degradasi. Karena, proses kaderisasi terhadap pengurus dan anggota partai cenderung tidak sesuai harapan.

“Dapat saya katakan secara umum ada fenomena itu, tata kelola Parpol cenderung mengalami degradasi. Dan itu yang menyebabkan beberapa pengurus dan anggota partai mengundurkan diri dengan artian karena mereka tidak puas dan tidak sesuai harapan mereka,”ucap Slamet Riadi Cante saat dihubungi sultengnews, Sabtu (11/09/2021).

“Selain itu, proses-proses kaderisasi secara umum kurang berlangsung dengan baik, misalnya yang di usung dalam jabatan politik cenderung bukan pengurus parati dan dapat dikatakan kecenderungan orang-orang di luar partai yang mendominasi jabatan politik entah itu gubernur maupun kepala daerah,”lanjutnya.

Sehingga, menurut Slamet Riadi, beberapa faktor yang dia sebutkan dapat menjadi perhatian penting bagi pimpinan Parpol untuk memenajemen dan mengelola Parpol secara baik agar Parpol tidak ditinggalkan pengurus dan anggota partai tersebut.

Mantan Dekan Fisip, Universitas Tadulako (Untad) Palu itu secara tegas menerangkan, jelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2024 mendatang, apabila masih terjadi krisis di internal Parpol, maka dipastikan akan berpengaruh dalam kerja-kerja Parpol.

Meski demikian, Slamet Riadi mengatakan, sosok figur menjadi penopang utama untuk menentukan keterpilihannya. Akan tetapi, kata dia, banyak contok kasus Parpol yang mengalami konflik internal dalam proses Pemilu maupun Pilkada perolehan suaranya cenderung rendah.

“Salah satunya Hanura, ini contoh saja yah, Hanura kemarin kemarin terjadi konflik-konflik internal itu salah satu dampak politik yang ditimbulkan presentase suaranya sangat anjlok,”terang Slamet Riadi.

“Oleh karena itu, saya pikir ini yang harus di tata para pimpinan politik,”tandasnya.DAL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.