PALU, SULTENGNEWS.COM – SMP Negeri 2 Palu melaksanakan studi banding atau studi tiru ke dua sekolah yakni SMP Negeri 6 Makassar dan SMP Islam Athirah 1 Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, belum lama ini.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 2 Palu Ramlah M. Siri, S.Pd, M.Si, dalam keterangannya, mengatakan, melaksanakan studi banding atau studi tiru di dua lokasi yang ada di Makassar tentunya karena dengan persetujuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu dan pihak Inspektorat Kota Palu. Dalam upaya peningkatan sumber daya manusia sebagaimana arahan dari Wali Kota Palu.
Melaksanakan Studi tiru dengan menggunakan anggaran senilai 200 juta rupiah, lanjut dia, hasil dari hadiah yang diterima SMP Negeri 2 Palu setelah memenangi lomba sekolah berprestasi dan bersih dari Wali Kota Palu tahun 2022.
“Setelah di ACC oleh Dinas Pendidikan dan Inspektorat, sebanyak 51 orang dengan didampingi Kepala Bidang Pembinaan SMP dan Pengawas, kami berangkat ke Makassar menggunakan travel jalur darat,” ungkapnya kepada SultengNews.com, Rabu (18/1/2023) siang.
“Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Makassar menunjuk dua sekolah yang memiliki prestasi sebagai tempat kami melakukan studi tiru, yakni SMP Negeri 6 Makassar dan SMP Islam Athirah 1 Makassar. Dari sanalah banyak sekali hal-hal positif yang kami terima untuk bisa dibawah dan diterapkan di sekolah kami,” sebutnya.
Ketua Umum AKSI Provinsi Sulawesi Tengah ini menambahkan, di dua sekolah tersebut telah mampu membangun kerjasama yang baik dengan orang tua siswa dalam mengikutsertakan orang tua pada kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah tadi.
Artinya, setiap kegiatan-kegiatan sekolah, peran, keterlibatan dari orang tua siswa terus dilibatkan dalam upaya menjalin hubungan yang baik dengan orang tua siswa tersebut.
“Ini yang perlu kami tiru bagaimana cara mereka bisa melibatkan orang tua pada setiap kegiatan di sekolah,” kata Ramlah.
“Kalau soal penggunaan kurikulum sendiri tidak jauh beda dengan yang telah kami terapkan disini. Karena sama-sama telah menggunakan kurikulum berbasis kurikulum merdeka,” katanya.
Kemudian, hal yang patut pula untuk ditiru, ialah kemampuan sekolah dalam menjalin komunikasi, relasi atau hubungan dengan sekolah yang ada di luar negeri.
Menurutnya, sekolah tersebut tidak lagi berupaya keras untuk bersaing di ajang lomba level lokal dan nasional, melainkan memiliki tekat yang kuat untuk melakukan persaingan lomba di level tingkat internasional.
“Sehingga pada setiap kegiatan sekolah seperti lomba perpustakaan, lomba apapun itu, mereka itu bukan hanya berlomba di tingkat nasional. Akan tetapi, bagaimana mereka berkomitmen untuk bersaing dan bisa ikut lomba di tingkat internasional. Bahkan, ada beberapa gurunya itu sudah melakukan studi keluar negeri. Seperti guru-guru mereka sudah melakukan studi ke negeri Australia,” urai dia.
Hal yang paling menyentuh pun dalam studi tiru di SMP Islam Athirah 1 Makassar misalnya, tegas Ramlah, pihak sekolah bagaimana membangun karakter siswa, kepribadian siswa, prilaku siswa, pola hidup siswa sehari-harinya, dengan cara bekerja sama dengan pihak orang tua siswa untuk membina siswanya, melalui proses tinggal dan berada dalam lingkungan keluarga yang bukan keluarganya selama satu bulan lamanya.
“Terbukti bahwa dengan program yang dilakukan oleh sekolah ini, banyak anak-anak yang sebelumnya hidup mewah, prilaku kurang baik, ketika tinggal di dalam keluarga yang sederhana dan tidak dikenalnya. Hasilnya akan memberi dampak positif dengan merubah prilaku anak tersebut,” ungkap dia.
Olehnya, lagi-lagi jelasnya, dalam upaya merealisasikan manfaat yang diperoleh dari hasil tiru tadi, tentunya diperlukan komitmen dari seluruh pihak, untuk bersama-sama dalam upaya membangun dunia pendidikan di kota Palu bisa lebih maju lagi dari sebelumnya.
“Khususnya peran sekolah, guru, orang tua siswa dan pemerintah daerah. Ini yang kita harapkan bersama demi mewujudkan dunia pendidikan kita lebih maju kedepannya,” harapnya.ZAL