SDN Balaroa Masih Tempati Bangunan Huntara Pasca Gempa dan Likuifaksi 28 September 2018

oleh -
oleh
Bangunan sekolah SDN Balaroa yang masih menggunakan Huntara untuk proses belajar mengajar. FOTO : Mohammad Rizal/SultengNews.com

PALU, SULTENGNEWS.COM – SDN Balaroa merupakan salah satu dari sekolah di kota Palu yang masih menempati bangunan Hunian Sementara (Huntara) untuk melakukan proses pembelajaran tatap muka, pasca bencana alam gempa, likuifaksi dan tsunami 28 September 2018 lalu.

Kondisi bangunan SDN Balaroa dari Huntara.
FOTO : Mohammad Rizal/SultengNews.com

Bangunan fisik Huntara SDN Balaroa sendiri terbilang sangat unik. Uniknya ialah sesuai dengan hasil pantauan wartawan SultengNews.com dilokasi, terlihat tidak ada pembatas atau tidak adanya pagar sekolah yang membatasi antara gedung sekolah dengan jalan maupun permukiman warga.

Sehingga, dari amatan pula, perlu kecakapan serius dari seluruh guru-guru untuk mengantisipasi siswa untuk tidak keluar dari zona lingkungan sekolah dan menyebrang melewati jalan atau perumahan warga.

Hal lainnya, gedung fisik sekolah pun berasal dari Bangunan Hunian Sementara (Huntara) yang dibangun pada saat terjadinya gempa, likuifaksi dan tsunami 28 September 2018 silam dan dijadikan sebagai tempat proses belajar mengajar, baik siswa maupun guru.

Pada bangunan gedung SDN Balaroa yang digunakan Huntara hanya memiliki 7 unit Rombongan Belajar (Rombel). Di setiap ruangan kelas sendiri tidak memiliki luas yang cukup yang membuat fasilitas dan kenyamanan di dalam kelas, baik siswa maupun guru itu sendiri.

Menurut Kepsek SDN Balaroa Masidah, suasana bathin baik siswa maupun guru yang ada telah menerima seluruh keterbatasan dari fasilitas yang dimiliki, termasuk fasilitas gedung sekolah SDN Balaroa yang masih menggunakan Huntara.

Hal ini kata dia, karena bangunan sekolah yang lama telah ditelan oleh bencana alam gempa dan likuifaksi pada 28 September 2018 yang lalu.

“Pasca gempa dan likuifkasi, berdampak kepada sekolah. Sekolah tenggelam, puing-puingnya hampir sudah tidak ada di dapat. Pada saat itu masing-masing menyelamatkan diri nanti setelah tiga hari pasca gempa baru kita berbuat, berbuat dengan melihat kondisi sekolah yang sudah kita tidak lihat lagi puing-puing bangunannya,” ungkap Masidah kepada SultengNews.com saat ditemui langsung di ruangannya, Selasa (6/12/2022).

“Alhamdulillah, suasana batin siswa maupun guru-guru saat ini menerima dengan keadaan begini. Biar bagaimana dia tetap terima, karena kondisi harus begini karena belum ada fasilitas yang tersedia,” katanya menambahkan.

Diakuinya juga, bangunan Huntara yang ditempati SDN Balaroa ini merupakan bangunan dan lahan milik warga yang dipinjam pakaikan hingga memiliki bangunan fisik sekolah nantinya.

“Beberapa waktu lalu dari Dinas Pendidikan dan instansi terkait meninjau lokasi atau lahan untuk pembangunan gedung SDN Balaroa. Lahannya sudah ada, sesuai informasi yang saya terima, mulai pembangunan sekolah di lahan yang tersedia nanti pada awal tahun 2023,” sebutnya.

“Kita harapkan semoga SDN Balaroa memiliki bangunan sendiri, sehingga harapannya proses pendidikan bisa berjalan dengan maksimal,” jelas Masidah.ZAL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.