PALU, SULTENGNEWS.COM – Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Sulawesi Tengah (Sulteng), menunjukkan hasil positif. Pada triwulan 1 2022 tumbuh sebesar 10,49 %, relative stabil terhadap pertumbuhan triwulan 4 tahun 2021 sebesar 11,90 %.
Sementara laju pertumbuhan ekonomi Sulteng, didorong oleh lapangan usaha industri pengolahan dan menjadi pendorong utama perekonomian, akibat adanya penyesuaian PPKM seiring penyebaran virus covid 19.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah melalui Plt. Sekdaprov Dr. Rudi Dewanto SE MM saat membuka Coaching Clinic TPKAD bertempat di gedung Pogombo Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Rabu 13 Juli 2022.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Sulteng pada triwulan 1 2022 merupakan pertumbuhan tertinggi ke-3 di Sulampua setelah Maluku Utara (29,63% yoy) dan Papua (13,33% yoy).
Penanganan pandemik yang semakin baik dan meningkatnya aktivitas perekonomian, mendorong perbaikan tingkat kesejahteraan Sulawesi Tengah. NTP pada triwulan 1 sebesar 103,57 menunjukkan petani mengalami surplus atau kenaikan harga produksi.
Menurut gubernur, per tanggal 30 September 2021 telah terbentuk 39 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang terdiri dari 34 tingkat provinsi dan 275 tingkat kabupaten kota meliputi program perluasan akses keuangan 55% peningkatan literasi keuangan 22% asistensi pendampingan TPAKD 11% dan penguatan infrastruktur akses keuangan 12%.
Kepala OJK Sulteng, Triono Raharjo menjelaskan pelaksanaan coaching clinic sudah menjadi agenda tahunan.
Dikatakannya, telah terbentuk TPAKD pada tingkat Provinsi Sulawesi Tengah dan tingkat kabupaten/kota.
TPAKD telah terbentuk di Kabupaten Sigi pada bulan Oktober tahun 2020 dan di Kabupaten Banggai pada bulan November tahun 2020.
Menurutnya, berdasarkan surat edaran Mendagri tahun 2021 diharapkan seluruh kabupaten di Sulawesi Tengah agar membentuk TPAKD hingga akhir Tahun 2022
Lebih lanjut dikatakannya, beberapa program telah dilaksanakan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota. yang pertama adalah pemberdayaan masyarakat IKM di kota Palu khususnya dengan pembentukan kampung inovasi.
Beberapa program juga telah dilaksanakan di kabupaten. Di Kabupaten Sigi difokuskan untuk petani kacang tanah yang diberikan plafon sebesar 19,7 juta rupiah per hektar dengan jangka waktu 4 bulan sementara di Kabupaten Banggai penyaluran kredit melawan rentenir difokuskan untuk komunitas jagung dengan plafon pemberian hingga 7,5 juta per hektar dengan jangka waktu 6 bulan.
Turut hadir pada kesempatan itu Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK Edwin Nurhadi, Direktur BUMD BULD dan Barang Milik Daerah Direktorat Jenderal Bina keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri RI, Budi Santosa, sekretaris Daerah Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Banggai, Staf Ahli Gubernur, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi serta pejabat terkait lainnya. ***