Prof. Lukman Thahir: Proses Pembelajaran Dalam Perkuliahan Saat Ini Harus Mengikuti Zamannya Mahasiswa, Bukan Sebaliknya

oleh -
oleh
Guru Besar Filsafat Dan Pemikiran Islam FUAD UIN Datokarama Palu Prof. Dr. H. Lukman S. Thahir, MA. FOTO : Mohammad Rizal/SultengNews.com

Dalam Penyampaian Kuliah Umum Penerimaan Mahasiwa Baru FUAD UIN Datokarama Palu

PALU, SULTENGNEWS.COM – Sebagai narasumber kuliah umum dan penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2022/2023 Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. H. Lukman S. Thahir menekankan beberapa poin, diantaranya tentang proses pembelajaran dalam perkuliahan yang dilaksanakan kepada mahasiswa harus sesuai dengan zamannya mahasiswa saat ini, bukan sebaliknya dengan menerapkan pola pembalajaran yang pernah dialami oleh dosen atau pengajar sebelumnya.

Prof. Dr. H. Lukman S. Thahir, menguraikan secara sederhana kepada mahasiwa baru sebanyak 285 orang yang hadir dalam kuliah umum, bahwa apa yang diangkat dari tema Membangun Karakter Mahasiswa Paripurna Memenangkan Peluang Di Era 5.0 oleh Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, ialah sebagai giat sukses menjadi mahasiswa di era sociality 5.0.

Dari tema tersebut, Prof. Dr. Lukman Thahir mengutip dua pandangan tokoh besar yang mewakili dari tokoh dunia timur dan dunia barat.

Menurutnya, Tokoh dari dunia timur itu adalah Ali Bin Abi Tholib, dia pernah mengatakan, didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, bukan sesuai dengan zaman dosen, guru dan sebagainya.

“Jadi, pembelajaran itu harus mengikuti zamannya mahasiswa sekarang ini, bukan zamanya dosen, kira-kira begitu yang pertama,” ungkapnya kepada SultengNews.com, Senin (5/9/2022).

Sementara tokoh dari dunia barat, seorang filosof modern dan sekaligus bapak pendidikan, John Dewey, yang diyakini telah terinspirasi dari apa yang disampaikan oleh Ali Bin Abu Tholib.

“Jika anda mengajar mahasiswa saat ini sebagaimana anda di ajar oleh dosen pada waktu dahulu, jangan mengajar kepada mahasiswa saat ini sebagaimana anda di ajar masa lalu. Jika anda mengajar seperti itu berarti anda telah merampas kemahasiswaan mereka,” urai Prof. Dr. Lukman Thahir sebagaimana mengutip penjelasan dari John Dewey.

“Dua pernyataan ini yang mau tidak mau dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi itu harus mengikuti zamannya,” katanya menambahkan.

Kemudian, lanjut Prof. Dr. Lukman Thahir, Hari ini, apa yang diangkat oleh Dekan FUAD  dalam kuliah umum kali ini merupakan sebuah respon yang sangat tepat untuk memahami dengan apa yang disebut dengan era sociality 5.0.

“Ini kuncinya untuk memahami era 5.0, kalau kita tidak paham ini berarti era sociality kita tidak mengerti. Apa yang disebut dengan revolusi industry itu adalah perubahan besar di abad 18, abad 18 adalah awal di abad era modern,” katanya.

“Terhadap cara manusia dalam mengolah sumber daya dan memproduksi bahan. Jadi, ada perubahan paradigma manusia itu di dalam mengelolah sumber daya ini, baik sumber daya manusia sendiri, sumber daya alam dan termasuk apa yang disebut memproduksi barang. Jadi, revolusi ini sangat luar biasa dimana perubahan secara besar-besaran itu terjadi di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi dan teknologi,” tegasnya.ZAL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.