Pemilik Lahan Protes, Pembangunan Gedung Perpustakaan SDK Poregoa Dihentikan

oleh -

Inilah bangunan gedung perpustakaan yang pembangunannnya terhenti, karena pemilik lahan meminta pekerjaan pembangunan distop dulu. FOTO : ABDUL RIFAI/SULTENGNEWS.COM

PARIGI MOUTONG, SULTENGNEWS.COM – Proses pembangunan gedung perpustakaan Sekolah Dasar Kecil (SDK) Poregoa, Desa Paranggi, Kecamatan Ampibabo akhirnya batal dilanjutkan, karena pemilik lahan tempat dibangunnya gedung itu meminta untuk dihentikan.




Pembangunan gedung perpustakaan itu, merupakan paket dari pekerjaan rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana bangunan SDK Poregoa, Desa Paranggi.

“Gedung perpustakaan batal dibangun, karena masih ada warga yang mempersoalkan lahannya,” ujar Ferdi, pengawas lapangan pembangunan SDK Poregoa kepada sultengnews.com belum lama ini.

Dikatakan, mereka hanyalah pelaksana lapangan yang taunya hanya melaksanakan pekerjaan dan menyelesaikannya. Namun jika ada yang mempersoalkan lahan tempat dibangunnya gedung, mereka tidak bisa berbuat apa – apa.

“Intinya begini pak, kita kan hanya pelaksana di lapangan. Kita taunya urusan lahan sudah beres alias bersih dan tidak ada masalahnya,” tegas Ferdi.

Olehnya kata Ferdi, jika ada masalah di lapangan seperti lahan ditahan warga untuk pembangunan, maka sebagai pelaksana lapangan, mereka menyerahkan masalah itu kepada pemilik proyek.

“Kita ini tidak mau repot, tidak mau ada konflik dengan masyarakat. Jadi kalau ada sedikit saja kendala, kita lepaskan sama pemilik proyek, karena kita hanya pelaksana,” terangnya.

Ferdi mengaku, telah melakukan koordinasi dan memfasilitasi pertemuan dengan beberapah tokoh masyarakat, Pemerintah Desa Paranggi termasuk pemilik lokasi yang katanya sudah menghibahkan lokasinya untuk pembangunan gedung perpustakaan itu. Namun pembangunan gedung perpustakaan, tetap saja diprotes dan dihentikan warga yang ternyata adalah mantan kepala SDK Poregoa itu.

“Yang menghentikan pekerjaanya pa Wadud. Sebenarnya kemarin itu, saya yang lebih repot, saya yang kumpulkan masyarakat disini mulai dari tokoh – tokoh masyarakat dan pemerintah desa yang sebenarnya bukan urusan saya,” keluh Ferdi yang mengaku sudah dua kali disuru menghentikan pekerjaan pembangunan gedung perpustakaan.




Ketua komite SDK Poregoa, Nahir yang dimintai tanggapan mengatakan, sangat menyayangkan jika gedung perpustakaan itu batal dibangun. Namun dia mengaku, tidak bisa berbuat banyak terkait penghentikannya pekerjaan pembangunan gedung perpustakaan itu.

“Saya tidak bisa berbuat banyak, sebab pa wadud tetap bertahan. Sudah habis usahaku. Bagi saya sebagai ketua komite disini, mau bangun apapun saya setuju. Kalau gedung perpustakaan tidak jadi dibangun, rugi kita pak,” ujarnya.

Kepala SDK Poraegoa Indah Paranggi, Moh. Mubin, S.Pd saat dikonfirmasi melalui telepon, menyampaikan bahwa pihaknya telah memegang surat hibah lokasi. Pemberian hibah tanah itu, untuk pembangunan mushala untuk pemerintah desa. Namun dalam perjalanannya, ternyata tidak ada mushala yang dibangun.

Meski demikian, dia juga sangat menyayangkan apabila gedung perpustakaan itu tidak jadi di bangun, karena yang rugi siswa dan masyarakat.

“Saya sudah sampaikan ke Kepala Dusun dan Sudirman (salah satu tokoh masyarakat) bahwa jika gedung ini batal dibangun, maka yang rugi adalah para siswa dan masyarakat,” kata Moh. Mubin.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong, Adrudin saat dihubungi media ini melalui pesan WhastApp pada Selasa, (03/12/2019) menyampaikan bahwa belum mengetahui hal itu.

”Tabe sy belum tau le, karena pihak PUPR belum laporkan ke kami. Saya konfirmasi dulu kepada pihak koordinator Alliyah dan kepseknya,” jelasnyanya.




Sementara Wadud yang dikonfirmasi menyatakan bahwa dirinya tidak punya niat untuk menghalang pembangunan.

“Sebetulnya hati saya tidak ada sedikit pun terbetik untuk menahan pembangunan. Namun lokasi itu, saya niatkan dihibakan buat pembangunan Mushala,” tandasnya. FIK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.