PARIMO, SULTENGNEWS.COM – Kemelut petani yang berkepanjangan mengenai air irigasi yang tak lagi mengalir ke areal persawahan di Kecamatan Palasa mendapatkan respon dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Parimo.
Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) PUPR Kabupaten Parimo, Aflianto Hamzah mengatakan, pihaknya sudah melakukan penanganan sementara di irigasi tersebut, dengan memasangkan pipa agar air bisa masuk ke irigasi, namun tidak maksimal karena tekanan air yang rendah.
Sementara masyarakat yang membutuhkan air dan dibantu salah satu perusahaan dengan alat berat, kata dia, berupaya memperbaiki irigasi itu. Akan tetapi, menurutnya, yang tidak diketahui masyarakat bahwa hal itu menurutnya, bisa membuat dasar sungai lebih dalam dan dapat meninggalkan intake irigasi.
“Memang air masuk tapi ketika ada air besar berdampak lebih ditinggalkan lagi intake karena lebih dalam dasar saluran,”ujar Lifdianto Hamzah kepada sultengnews, Jumat (26/03/2021).
Sehingga, kata Aflianto berdasarkan perintah Bupati Kabupaten Parimo dan Sekda Kabupaten Parimo, mengintruksikan untuk mencarikan solusi di irigasi tersebut, agar supaya masyarakat bisa kembali mendapatkan air ke areal persawahan.
“Makanya kita kemarin kalau kita tidak rencanakan secara teknis, susah, karena disitu ada jembatan, jadi ada tiga kewenangan pemerintah ada dari intek PU kabupaten, kemudian jembatan dari balai jembatan pemerintah pusat, dan sungai wilayah kewenangan provinsi,”sebutnya.
Bahkan, untuk merespon hal itu, Aflianto mengaku, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan intansi terkait untuk membahas perencanaan lebih lanjut.
“Kita sudah melakukan pertemuan di kantor balai jalan di Palu, kita undang semua yang terkait, kita dapat solusi disitu, jadi dari balai jembatan bilang kalau memang PU kabupaten bersedia, buatlah perencanaan secara menyeluruh supaya tidak terputus, jangan nanti balai jembatan sendiri perencanaannya, seperti kabupaten sendiri, dan provinsi sendiri, jadi jangan. Perencanaannya harus menyeluruh,”jelasnya.
Dalam perencanaan itu, Aflianto mengungkapkan Pemda Kabupaten Parimo mengeluarkan anggaran sebesar Rp 100 juta untuk keberlangsungan petani sawah yang berharap dari air Sungai Palasa.
“Tahun ini kita rencanakan terkait perencanaan itu, kebetulan di kasih Pemda untuk anggaran perencanaan itu Rp 100 juta untuk perencanaan apa yang akan dibuat disitu, supaya jembatan aman sungai juga kalau terjadi banjir tidak menganggu kiri dan kanannya, agar air masuk ke intake,”terangnya.
“Anggaran di tahun ini. Kita hanya menunggu pengesahan, DPA sudah diserahkan cuman kita belum pegang, belum dibagi ke OPD, anggarannya sudah ada Rp 100 juta, jadi ajak lebih teknis lagi dari akademis Untad,”tandasnya. DAL