Pelaku Usaha Kedai Masjid Agung, Ciptakan Perputaran Uang 1 Miliar Rupiah Setiap Bulannya

oleh -
oleh
Pelaku Usaha Kedai Somai Asik, saat memulai buka usaha saing hari di lokasi halaman masjid Agung Darussalam. FOTO : Mohammad Rizal/SultengNews.com

PALU, SULTENGNEWS.COM – Pasca peristiwa bencana alam 28 September 2018 silam yang melanda kota Palu, siapa sangka halaman lokasi masjid Agung yang sebelumnya banyak berderetan tenda darurat yang ditempati warga penyintas korban bencana, kini disulap dengan memiliki perputaran uang setiap bulannya bisa berkisar 1 milair rupiah.

Suasana sore hari di lokasi halaman masjid Agung Darussalam, sebelum dipadati pengunjung.
FOTO : Mohammad Rizal/SultengNews.com

Salah satu saksi atas peristiwa bencana alam yang menimpa kota Palu ketika itu ialah dengan rubuhnya bangunan masjid Agung Darussalam, sebagai masjid ikon masyarakat kota Palu, masyarakat Sulawesi Tengah.

Kini, di sekitar area halaman lokasi bangunan masjid Agung telah dipadati oleh pelaku usaha dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang menjajakan jajanan baik makanan ringan, minuman, mainan serta beberapa tukang parkir yang mengelola kendaraan pengunjung.

Sejak mulai dibukanya halaman lokasi masjid Agung Darussalam untuk pelaku usaha (kedai), siapa yang sangka kalau setiap bulannya, telah terjadi perputaran uang melalui transaksi jual beli oleh pembeli dan penjual, berkisar 1 miliar rupiah setiap bulannya.

Di lokasi halaman masjid Agung Darussalam sendiri, setidaknya sebanyak 120 lebih kedai dari pelaku usaha UMKM (kedai dengan usaha kecil dan usaha menengah) yang fokus mencari peruntukkan untuk menjualkan barang dagangannya.

Selain itu, ada pula pelaku usaha yang berjualan mainan yang setiap harinya pula mencari peruntukkan untuk menggais rezeki. Bahkan, dengan kehadiran pelaku usaha paling tidak memberikan sumbangsih pendapatan sehari-hari bagi juru parkir dan pengelola masjid (sewa lampu).

Dari 120 lebih kedai yang ada, sebanyak 5 pelaku usaha yang di ambil sample atau perbandingan dengan menitikberatkan terhadap nilai perputaran uang 1 miliar rupiah dari usaha kedai di lokasi halaman masjid Agung.

Dua diantaranya ialah pelaku usaha dengan ukuran kedainya lebih besar (penghasilan) dari tiga kedai yang diambil sample dalam melakukan proses wawancara.

Karman pemilik kedai Asik Somai (tepat di depan masjid Agung), berangkat dari usaha kedai sejak satu tahun lebih jualan di halaman masjid Agung Darussalam, dengan memiliki 12 karyawan, sudah bisa memetik hasilnya saat ini dengan membeli kendaraan roda empat (mobil) melalui usaha somai saja.

Karman menguraikan, jika hari-hari biasanya, penghasilan kotor yang diterima bisa tembus di angka 5-6 juta rupiah, sementara jika dikalikan selama satu bulan, penghasilan atau pendapatan kotor yang diterima bisa tembus 150 juta rupiah per bulannya.

“Kalau hari biasa kami biasa sediakan sebanyak 15 kilo untuk bahan somai dengan beragam jenis, sementara kalau malam minggu biasanya kami sediakan 18 kilo bahan untuk buat somai, dengan jenis somai telur, somai kepiting, somai udang, somai cumi-cumi dan sejenisnya,” ungkapnya kepada SultengNews.com, Senin (8/8/2022).

“Alhamdulillah, sejak jualan satu tahun lebih, sudah ada hasil yang kami lihat, bisa beli mobil dan keperluan lainnya,” sebutnya.

“Insya Allah tidak ada pakai penglaris. Rezeki sudah diatur, perbanyak berbagi melalui zakat, sedekah, berinfak, insya allah rezeki akan kembali dan bahkan bisa berlipat lagi, itu kuncinya,” jelas Karman.

Hal senada juga disampaikan oleh Fatmawati pemilik usaha kedai dengan rasio menengah, menurutnya, dengan menjual aneka minuman dan makanan, dirinya biasanya memperoleh penghasilan kotor pada hari-hari biasanya bisa tembus berkisar 1 juta 300 ribu rupiah.

Sementara jika di hari Sabtu malam (malam minggu), normalnya penghasilan kotor yang diterima setiap malam minggu berkisar 2 juta rupiah lebih.

“Kalau hujan biasanya hanya tembus 1 juta rupiah saja setiap harinya,” ujar Fatmawati.

Pemilik Kedai Jajan Jus (Yulin), yang berjualan aneka jus minuman pun menyampaikan, kalau setiap hari penghasilan kotor yang diterima bisa mencapai 200 ribu rupiah, sementara kalau bulannya bisa sampai 6 juta rupiah.

“Ini semuanya kalau hari normal dan tidak hujan. Lain lagi ceritanya kalau hujan, terkadang biasanya dibawah dari itu, karena sepi pengunjung,” kata Yulin.

Rifki (30), warga kelurahan Baru, pemilik kedai Adiba jualan aneka minuman, tidak jauh beda dengan apa yang disampaikan oleh pemilik kedai Jajan Jus.

Menurutnya, kalau hari-hari normal, penghasilan kotor yang diterima bisa mencapai 200 ribu rupiah setiap harinya. Sementara kalau penghasilan satu bulan bisa sampai 5-6 juta rupiah.

“Umumnya segitu, cuman kalau hujan kadang biasanya tidak sampai segitu. Hanya saja, kalau tidak hujan bahkan bisa lebih dari penghasilan tadi,” katanya.

Sementara pemilik kedai Ar Booth Ping, dengan menjual aneka minuman dan roti bakar dan lainnya ini, menurutnya penghasilan kotor bulanan bisa tembus diangka 5 juta rupiah lebih.

“Kalau hari-hari normalnya bisa sampai 200 ribu rupiah lebih lah,” jelasnya.ZAL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.