OJK Sulteng Kembali Rilis Perkembangan Kinerja Industri Jasa Keuangan Triwulan III di Sulteng

oleh -
Kepala OJK Sulteng Triono Raharjo, Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sulteng Putri Irnawati dan Consumer Banking Manager BRI KC Palu Sumarno saat menyampaikan materi pada kegiatan jurnalis update di salah satu kafe di Kota Palu. FOTO : SULTENGNEWS.COM

PALU, SULTENGNEWS.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng), kembali merilis perkembangan kinerja industry jasa keuangan di Sulteng Triwulan ke III tahun 2022 bertempat di salah satu kafe di Kota Palu, Selasa (25/10/2022).

Dalam kegiatan ini hadir sebagai narasumber yakni Kepala OJK Sulteng Triono Raharjo, Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sulteng Putri Irnawati dan Consumer Banking Manager BRI KC Palu Sumarno.

Dalam kesempatan ini, Kepala OJK Perwakilan Sulteng Triono Raharjo menyampaikan update kinerja industri jasa keuangan di Sulteng mulai dari perkembangan perbankan meliputi asset, DPK dan kredit.

Kemudian perkembangan perbankan dari kegiatan usaha, jenis bank meliputi bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), portofolio kredit, portofolio DPK, penyaluran kredit dan perkembangan NPL, perkembangan pasar modal, perkembangan jasa keuangan non bank, perkembangan fintech yang berizin, pinjaman online illegal dan layanan pengaduan konsumen.

Triono Raharjo menyampaikan, pada Triwulan III 2022, Kinerja Perbankan Sulawesi Tengah mengalami pertumbuhan yang Positif secara year on year untuk Aset 19,74 persen, DPK 8,69 persen dan Kredit 16,41 persen.

“Untuk tingkat risiko kredit perbankan di Sulawesi Tengah, masih tetap terjaga di posisi 1.88 persen dan berada di bawah ambang batas (threshold) NPL sebesar 5 persen. Adapun indicator fungsi intermediasi (LDR) mencapai 141.18 persen,” ujar Triono Raharjo.

Terkait perkembangan perbankan berdasarkan jenis usaha, secara keseluruhan, share perbankan konvensional di Sulawesi Tengah masih di atas 90 persen. Namun demikian, Aset, Kredit, dan DPK perbankan syariah di Sulawesi Tengah tetap tumbuh secara konsisten.

Sementara terkait perkembangan perbankan berdasarkan jenis bank, aset dan kredit bank umum tumbuh positif baik secara year on year maupun year on date, hanya saja untuk DPK terjadi penurunan akibat perlambatan ekonomi. Namun demikian, justru terjadi pertumbuhan positif pada DPK BPR yang jumlah aset dan kreditnya menurun.

Untuk kredit, berdasarkan jenis penggunaan, kredit produktif mencapai nominal Rp21,520 miliar (tumbuh 30.75 persen yoy) dan kredit konsumstif mencapai Rp20,150 Milliar (tumbuh 6.39 persen yoy).

“Berdasarkan sektor ekonomi, didominasi oleh kepemilikan peralatan rumah tangga sebesar Rp17,531 Milliar atau 42.07 persen,” kata Kepala OJK Sulteng.

Untuk Portofolio DPK, sampai dengan September 2022, penghimpunan DPK tercatat sebesar Rp31,11 Triliun atau tumbuh sebesar 8.69 persen yoy. DPK didominasi oleh tabungan sebesar Rp16.369 Miliar dengan share mencapai 54.81 persen dan selanjutnya disusul dengan Giro sebesar Rp7.369 Miliar (24.10 perse) dan deposito sebesar Rp7.372 Miliar (21.09 persen).

Sementara untuk penyaluran kredit, Kota Palu masih yang tertinggi yakni Rp19,2 Triliun, disusul Banggai Rp8,95 Triliun, Tolitoli Rp3,83 Triliun, Parigi Moutong Rp3,13 Triliun dan Poso Rp2,44 Triliun.

Sementara perkembangan pasar modal di Sulteng, untuk tingkat inklusi di sektor Pasar Modal tumbuh secara konsisten dengan jumlah rekening per September 2022 sebanyak 64.823 rekening dengan nominal transaksi mencapai Rp697 Miliar.

Untuk perkembangan Pinjaman Online (Panjol), OJK Perwakilan Sulteng mencatat ada 102 yang memiliki izin dan 4.265 yang illegal atau tidak memiliki izin.

“Sepanjang tahun 2022 ini, telah diterima permohonan informasi debitur sebanyak 3.527 dengan total layanan konsumen sebanyak 185 layanan,” jelas Triono Raharjo.

Sementara Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sulteng Putri Irnawati dalam kesempatan itu menyampaikan, hingga September 2022 jumlah investor di pasar modal sudah mencapai 16.539 yang tersebar di beberapa daerah di Sulteng.

“Alhamdulilah nilai investasi di pasar modal hingga September 2022 ini mencapai Rp700 miliar dengan tertinggi di Tolitoli disusul Kota Palu dan Banggai,” jelas Putri.

Sedangkan Consumer Banking Manager BRI KC Palu Sumarno, mengimbau kepada masyarakat khususnya para nasabah BRI agar tidak mudah tertipu dari ulah orang – orang yang tidak bertanggung jawab dengan berbagai modus penipuan.

“Khusus untuk para nasabah BRI pengguna mobile banking, jangan pernah memberikan user name dan pasword kepada siapapun termasuk petugas BRI,” tandasnya. FUL

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.