PALU, SULTENGNEWS.COM – Monumen Taman Nasional Kota Palu, akan dilengkapi dengan relief 12 Raja-Raja di Lembah Palu. Launching terhadap relief 12 Raja Palu itu, rencananya akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
12 Raja tersebut masing-masing adalah Magau Pue Nggari, Magau Labugulili, Magau Malasigi,Magau Daelangi, Magau Djala Lembah, Magau Lamakaraka, Magau Raja Maili, Magau Jodjokodi, Magau Parampasi, Magau Idjazah, Magau Djanggola dan Magau Tjatjo Idjazah.
Berita acara naskah biografi singkat tokoh bersejarah atau Raja-Raja Palu itu, diserahkan Ketua Pusat Penelitian Seni Budaya, Pariwisata dan Sejarah (PUSLIT SBPS) LPPM Universitas Tadulako (Untad) Palu, Agustan T Syam kepada Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, Jumat sore 8 Juli 2022.
Agustan T Syam mengatakan, hal ini merupakan sebuah upaya terhadap pembaharuan sejarah untuk kepentingan memberi informasi kepada masyarakat tentang kearifan lokal.
“Ada hal yang harus kita ekspos kepada masyarakat terutama tentang kearifan masa lalu, misalnya tokoh-tokoh bersejarah Raja-raja Palu,”jelas Agustan.
Menurutnya, Wali Kota dalam hal ini memberikan apresiasi, sehingga di dalam monumen Taman Nasional Kota Palu akan dibuat relief tentang Raja-Raja Palu. Itu bertujuan agar memberikan informasi kepada masyarakat tentang sejarah masa lalu Kota Palu.
Selain itu, juga menjadi sebuah literasi bagi masyarakat yang sangat berguna bagi ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan.
Namun lanjutnya, proses tersebut telah dilakukan dengan riset dan penelitian tentang para Raja Palu.
“Penelitiannya sudah dilakukan sejak tahun 2017 berupa laporan penelitian dan penelitian-penelitian lain yang kami himpun,” ungkapnya.
Agustan menyatakan, adanya Relief Monumen ini, maka sejarah Kota Palu dapat diketahui secara umum melalui teknologi digital yang disertai sistem barcode.
“Dengan menaruh HP-nya kemudian bisa melihat data dengan jelas informasi yang ada di dalam,” katanya.
Agustan berharap, masyarakat Kota Palu akan mengetahui sejarahnya sehingga tidak menjadi sesuatu yang hilang.
“Karena sejarah merupakan akar kebudayaan. Tanpa mengetahui sejarah, maka generasi itu akan sulit dan kehilangan arah. Ini merupakan suatu terobosan di bidang kebudayaan,” tambahnya.
Sementara itu, Wali Kota Palu Hadianto Rasyid mengatakan, pembangunan Taman Nasional berikut monumen di dalamnya merupakan sokongan dari pihak Alfamidi.
“Monumen relief akan diletakkan di taman nasional. Ini dari CSR Alfamidi. Mereka yang atur semuanya,” tandas Wali Kota. ***