Minim Fasilitas, SD Inpres Perumnas Balaroa Raih Sekolah Penggerak Tahun 2022

oleh -
oleh
Ruang Kelas yang di desain membuat kenyamanan bagi siswa dan guru di SD Inpres Perumnas Balaroa. FOTO : Mohammad Rizal/SultengNews.com

PALU, SULTENGNEWS.COM – Bangunan fisik Sekolah Dasar (SD) Inpres Perumnas Balaroa yang beralamat di sekitar jalan Sungai Manonda, lorong Nosarara, kelurahan Balaroa, kecamatan Palu Barat, kota Palu, hanya menggunakan bangunan Hunian Sementara (Huntara) yang dibangun pasca bencana alam gempa dan likuifaksi 28 September 2018 oleh NGO. Atau paling tepatnya sudah memasuki 4 tahun pasca bencana alam, bangunan ini masih ditempati hingga sekarang.

Siapa sangka, dari bangunan seadanya tadi, bisa melahirkan dan menghasilkan sebagai salah satu Sekolah Penggerak pada tahun 2022 dari ratusan sekolah dasar (SD) yang ada di kota Palu. Dan bahkan telah melahirkan berbagai penghargaan dan juara dalam mengikuti berbagai event lomba di kota Palu.

Kepsek SD Inpres Perumnas Balaroa Sitti Utari Muh. Tahir, S.Pd, mengulas lebih dalam terkait dengan kondisi serba terbatas dalam bentuk fasilitas namun memiliki tekat yang kuat untuk bisa tampil sebagai sekolah yang setara dengan sekolah yang memiliki segudang fasilitas penunjang didalamnya.

Dia menguraikan, dengan komitmen yang telah ditanamkan kepada seluruh siswa, guru, bahkan orang tua siswa yang tergabung dalam Polibu, sebagaimana pondasi pikiran yang ditanamkan hingga kini yakni “Ada, Tidak Ada, Apa Adanya (Syukur, Ikhlas dan Tawakkal)” setelah mengalami bencana alam yang dahsyat pada 28 September 2018 silam, untuk tidak terlena oleh kepasrahan namun tetap kuat dan terus berkarya sehingga dapat melahirkan SD Inpres Perumnas Balaroa bisa menerima berbagai prestasi dan dinobatkan pada tahun 2022, tahun ini sebagai sekolah penggerak serta guru penggerak.

SD Inpres Perumnas Balaroa, kata dia, merupakan salah satu sekolah dasar yang terdampak selain bangunan yang hancur juga memiliki korban jiwa dari siswa yang meninggal ketika itu paling banyak, atau sekitar 53 orang siswa SD Inpres Perumnas Balaroa yang meninggal dunia 28 September 2018.

Berada dibangunan Huntara hingga kini pun tidak menjadi masalah, kata dia. Mengapa, karena dengan kondisi saat itu belum memiliki lahan yang pasti untuk dibangunkan sekolah, tentunya hal ini tidak menyurutkan untuk tidak berbuat dan berkarya demi sekolah, siswa, guru, orang tua siswa dan masyarakat.

Menurutnya, sejak diamanahi menjadi Kepsek pada tanggal 11 November 2017 lalu, dibantu guru dan orang tua siswa, telah merubah keberadaan sekolah menjadi aman, tenang, nyaman, bersih, serta enak dipandang mata, meski fasilitas bangunan terbatas.

“Alhamdulillah, sekolah kami dinobatkan sebagai sekolah Penggerak pada tahun 2022, padahal kondisi fisiknya serba terbatas. Bahkan pada tahun 2022, Mengantarkan seorang guru menjadi guru penggerak angkatan 2, serta 3 orang gur mengikuti seleksi calon guru pengerak angkatan 6,” ungkap Kepsek kepada SultengNews.com saat ditemui di ruangannya, Rabu (7/12/2022) pagi.

“Selain itu, sekolah kami banyak meraih prestasi, diantaranya siswa meraih Juara 2 Umum Kemah Penggalang Scout Competition, di SMP Negeri 3 Palu, kota Palu 2019. Siswa meraih juara 1 umum Kemah Penggalang SD Se-kota Palu, di SD Negeri 2 Panau, kota Palu 2020. Berpartisipasi dalam lomba yelling di Kantor Wali Kota, 2019. Dan sejumlah prestasi lainnya,” sebut Sitti Utari.

Di dalam kelas sendiri, lanjut dia, meskipun bangunan seadanya, namun untuk menarik kenyamanan, ketenangan, kebersihan, keindahan, berbagai kreasi, karya dan inovasi dilakukan oleh masing-masing guru, siswa dan Polibu (orang tua siswa), untuk mempercantik dan menata kelasnya masing-masing.

Dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang terdiri masing-masing dua kelas, semuanya ditata dengan baik nan cantik sehingga siswa maupun gurunya sendiri tidak merasa bosan dan jenuh karena kondisi di dalam kelas yang memberikan suasana yang begitu nyaman untuk dilihatnya.

“Saat ini untuk siswa yang ujian semester kelas 6 sudah berbasis menggunakan IT sebagaimana anjuran dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu. Sehingga harapannya bisa mengurangi penggunaan kertas dalam ujian semester,” katanya dengan menyebutkan jumlah siswa yang terdata saat ini sebanyak 253 siswa, guru kelas dan bidang studi 18 orang, penjaga sekolah 1 orang ditambah operator 1 orang.ZAL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.