Pada tanggal 02 Agustus 2022, tepatnya di Hari selasa, saya berangkat dari Kota Palu menuju Sorowako (Luwu Timur). Saya menjadi salah satu yang terpilih untuk mengikuti Media Visit yang diadakan oleh perusahaan Nikel terbesar di Indonesia yaitu PT. Vale Indonesia Tbk.
Oleh : Moh Nurfiansyah/Sultengnews.com
Sekira pukul 04:00 WIB, saya bersama teman rombongan Media Visit lainnya sampai di Sorowako. Kami langsung dijemput oleh Bus PT. Vale menuju Kompleks perumahan Taman Antar Bangsa (TAB) yang dimiliki oleh PT. Vale.
Saat ini PT. Vale telah genap berusia 54 tahun. Waktu yang sudah cukup lama, untuk perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan nikel.
Dalam fikiran saya pasti udara, air dan suasana disekitar area Sorowako pasti sudah tercemar akibat aktivitas penambangan perusahaan PT. Vale. Namun alangkah kagetnya saya, ketika dihari pertama kami (Rombongan Media Visit) diajak berjalan-jalan melihat aktivitas penambangan PT. Vale.
Udara yang sejuk di pagi hari, danau Matano yang begitu jernih merubah stigma fikiran saya yang negatif menjadi positif mengenai tercemarnya lingkungan disekitar area penambangan.
Dengan pola dan beberapa tahapan yang begitu terstruktur, PT. Vale bergerak dengan mengkampanyekan good mining practice di Sorowako, mampu menjaga kualitas udara tetap baik.
Reklamasi terus dilakukan oleh PT. Vale pascatambang, di tahun ini PT. Vale telah mereklamasi total 293 hektar lahan.
Terkait kualitas danau Matano yang masih terjaga kejerniannya, PT. Vale ternyata memiliki beberapa tahapan agar air dari area penambangan tidak langsung mengalir ke danau yaitu melalui kolam sedimen.
Vale juga telah membuktikan diri menjadi penambang dengan produksi emisi paling rendah di Indonesia dengan total emisi 28 ton dari setiap produksi satu ton nikel matte.
CEO PT. Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy mengatakan bahwa keberadaan PT. Vale untuk memperbaiki kehidupan, artinya PT. Vale akan terus bergerak menjadi perusahaan tambang yang lebih baik lagi kedepannya.
Salah satu langkah PT. Vale untuk memperbaiki kehidupan dengan Program Pengembangan dan Pemberdayaan (PPM) kepada masyarakat baik di Sorowako (Luwu Timur), di Pomalaa (Sulawesi Tenggara) dan juga di Bahodopi (Sulawesi Tengah).*