Ketua BKPRMI Sulteng: Menjunjung Tinggi Adat Dan Budaya Boleh, Asal Tidak Melanggar Agama

oleh -
oleh
Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Provinsi Sulawesi Tengah, Sabrin O Ladongi. FOTO : Mohammad Rizal/SultengNews.com

PALU, SULTENGNEWS.COM – Dalam postingan Facebook Akun Ambo Illang, Minggu (25/9/2022), beberapa waktu lalu, menunjukkan foto dan video prosesi ritual tanam kepala sapi dalam prosesi dimulainya pembangunan masjid Agung Darussalam Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

Dokumentasi foto dari akun facebook atas nama Ambo Illang, Senin (26/9/2022).
FOTO : Mohammad Rizal/SultengNews.com

Hal tersebut menarik perhatian beberapa netizen dan menyayangkan hal tersebut terjadi dalam kaitannya dengan pembangunan rumah ibadah di kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

Bahkan, sejumlah media lokal sendiri telah banyak menayangkan pemberitaan atas peristiwa pemotongan kepala sapi dengan menanam kepala sapi di dekat lokasi pembangungan masjid Agung Darussalam Palu.

Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Provinsi Sulawesi Tengah, Sabrin O Ladongi, tegaskan, dalam pembangunan masjid dimanapun termasuk pembangunan Masjid Raya Darussalam Palu, tidak diperkenankan dengan menggunakan alat yang mengarah kepada adanya ritual yang bertentangan dengan agama islam.

“Tidak boleh dicampur baurkan antara ajaran islam dan hal yang mengarah kepada kemusyrikan, termasuk dengan menanam kepala sapi dilokasi pembangunan masjid, dalam rangka dimulainya pembangunan masjid, itu tidak benar,” ungkap Sabrin kepada SultengNews.com, Senin (26/9/2022) malam.

Menurutnya, setiap masyarakat memiliki ragam adat dan budaya yang tentunya untuk tetap dipelihara dan dilestarikan, asalkan adat dan budaya tersebut tidak disalahgunakan dan tidak bertentangan dengan ajaran islam yang dianut oleh mayoritas muslim di Indonesia (kota Palu).

Olehnya, selaku Ketua BKPRMI Sulteng, Sabrin menghimbau kepada MUI Kota Palu maupun MUI Sulteng, untuk turun tangan terhadap adanya dugaan penyimpangan yang kaitannya dengan dimulainya prosesi pembangunan masjid dengan menggunakan alat kemusyrikan.

“Kami berharap MUI untuk turun tangan dan memberikan pencerahan kembali kepada seluruh pengurus masjid yang ada, untuk menggunakan alat yang tidak bertentangan dengan norma-norma keislaman,” jelasnya.ZAL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.