Kepala Daerah Harus Bisa Kendalikan Inflasi

oleh -

SULTENGNEWS.com – Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian RI sekaligus Sekretaris Tim Pengendalian Inflasi Pusat, Iskandar Simorangkir mengatakan bahwa kepala daerah merupakan bagian Indonesia untuk mendukung ekonomi di daerahnya. Tidak hanya memikirkan soal investasi, kepala daerah juga harus mampu mengendalikan inflasi.

Menurutnya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam pelaksanaan tugasnya dapat melibatkan instansi dan pihak lain yang dianggap perlu. Dalam struktur TPID, ketua secara otomatis dijabat oleh Gubernur dan bertindak sebagai pelaksana harian tugas TPID adalah  Sekretaris Daerah Provinsi.

Iskandar Simorangkir yang didaulat sebagai salah satu narasumber pada kegiatan Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia (BI), Senin (20/11/2017) mengatakan, TPID Provinsi memilik lima fungsi  dalam mengendalikan InflasiDia juga mengatakan Inflasi secara keseluruhan relatif terkendali. Inflasi Oktober 2017 mencapai 0,01 persen (mom) dan 3.58 persen (yoy). Hingga Oktober 2017, inflasi mencapai 2.67 persen (ytd). Inflasi pangan terus mengalami tren penurunan sejak awal tahun dan mulai dapat dikendalikan dengan semakin intensnya koordinasi baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia dalam menjaga ketersediaan pasokan dan stok.

Menurutnya, inflasi yang rendah terjadi di sejumlah daerah terutama Sumatera dan Jawa. Secara agregat, inflasi di kedua wilayah tersebut masing-masing tercatat sebesar 0,23% dan 0,02 Inflasi di Sumatera dan Jawa disebabkan oleh peningkatan harga cabai merah dan beras. Sementara itu, Kawasan Timur Indonesia (KTI) secara agregat mencatatkan deflasi sebesar 0,30%.

“Kenapa Inflasi harus dikendalikan?,  Karena Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat mewujudkan kesejahteraan masyarakat,”ujarnya menambahkan.

Iskandar Simorangkir juga menjelaskan, Inflasi menurunkan daya beli masyarakat dan Kesenjangan pendapatan melebar. Selain itu, Inflasi yang tinggi menghambat investasi produktif, keinginan menabung serta menyebabkan pelaku ekonomi lebih terdorong untuk melakukan investasi jangka pendek.

“Inflasi tinggi menghambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan berkurangnya daya saing produk nasional,”ujarnya. WAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.