PALU, SULTENGNEWS.COM -Kelor asal Sulawesi Tengah (Sulteng) tak lama lagi akan masuk pasar ASEAN dan bersaing dengan prodak – prodak lainnya di pasar ASEAN. Hal itu seiring dengan dimulainya peletakan batu pertama pembangunan Asean Moringa Learning Center Integrated Organic Moringa Farm dan Processing di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
” Dengan secara sederhana kita (MOI) melakukan peletakan batu pertama dengan bermaksud memulai sesuatu yang akan Insya Allah berdampak besar kedepannya hingga ke ASEAN,” ungkap Owner dan Fouder Moringa Organik Indonesia (MOI), Dudi Krisnadi saat peletakan batu pertama di lahan Lokasi Pabrik disekitar D’Kalora Hotel, Jumat (30/10/2020).
Diketahui, kelor merupakan tumbuhan di Sulteng yang sering tumbuh dan berkembang serta bukan hanya untuk dikonsumsi, tapi bisa juga sebagai obat tradisional mulai dari daun, akar, biji, kulit kayu, bunga dan polong dewasa.
Moringa Organik Indonesia (MOI) adalah perusahaan yang akan mengelola kelor di Sulteng dan menjadi pusat pembelajaran kelor mulai dari pembibitan, hingga mengemas kelor.
Dudi menambahkan, untuk ukuran luas lahan mereka hanya menyerahkan kepada masyarakat sehingga menjadi real home industri. Pihak MOI akan meminjamkan satu pengering jika ada keluarga yang mau mengelola kelornya dengan syarat kejujuran dan patuh dengan SOP dari MOI dan akan diberi upah sesuai dengan jam kerja cukup 2 jam.
dengan demikian, dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat ketika bahan kelor menjadi produk yang telah dkelolah dan mengikuti MOI bisa menjadi reseller, penjual.
“Sekali lagi saya tekankan, harus jujur dan patuh terhadap SOP pasti kita beli kelor tersebut karena yang dijual adalah kandungan nutrisinya bukan berat dari kelor tersebut,” jelas Dudi.
Jika ada masyarakat yang tidak jujur dan tidak mengikuti SOP serta kandungan nutrisinya kurang, maka pihak MOI pun tidak menerima untuk dikelolah.
” Harapan dan tujuan kami MOI bagaimana Sulawesi Tengah bisa memanfaatkan Kelor menjadi sumber penigkatan kesehatan, menjadi sumber asupan nutrisi, dan menjadi sumber pendapatan masyarakag untuk mengelola menjadi nilai yang tinggi,” tutup Owner dan Fouder MOI. RDL