PALU, SULTENGNEWS.COM – Dinas Tenaga Kerja dan Transimigrasi (Disnakertrans) Provinsi Sulawesi Tengah sangat menyayangkan PT. GNI yang melakukan aktivitas tambang di Kabupaten Morowali Utara (Morut), menutupi akses resmi terkait dengan dokumen atau data-data real Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di perusahaan tersebut.
Kepala Disnakertrans Sulteng Arnold Firdaus dalam keterangan resminya kepada awak media, mengatakan, beberapa bulan lalu pihaknya telah meminta secara resmi kepada PT. GNI terkait dengan pedoman manajemen keselamatan kerja, jumlah tenaga kerja, termasuk jumlah data Tenaga Kerja Asing (TKA).
Hanya saja, sebut dia, dari PT. GNI sendiri sangat disayangkan menutup diri dan tidak kooperatif dalam upaya menjalin kerja sama yang baik dengan pemerintah, yakni Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulteng.
“Ini yang saya sayangkan dari PT. GNI yang ada di Morut ini. Saya menilai mereka kurang kooperatif, padahal sebenarnya kalau mereka kooperatif dari awal, Insya Allah kita bisa cegah kecelakaan kerja saat ini. Manajemen K3 disana memang saya anggap sangat buruk, terus terang saya sampaikan seperti itu. Kurang baik manajemennya sehingga kami tidak bisa masuk ke dalam, itu juga problem buat kami,” ungkap Arnold kepada SultengNews.com di ruangannya, Selasa (17/1/2023) siang.
“Termasuk soal TKA sendiri, surat kami secara resmi bapak tidak respon, kan problem. Manajemen disana berbeda, data yang urus soal TKA ada di Jakarta bukan disana. Itu yang saya tidak bisa pahami juga, saya tidak bisa menduga-duga karena itu urusan internal mereka,” sebut Arnold.
Kemudian dia menambahkan, beberapa hari lalu HRD PT. GNI Mugni Assegaf telah mendatangi kantor Disnakertrans Sulteng, dirinya hanya meminta kepada PT. GNI untuk kooperartif, terbuka dan siap untuk dilakukan pembinaan dalam pengawasan tenaga kerja.
“Hari Kamis lalu, Mugni Assegasf selaku HRD sudah datang ke kami. Kami bilang kalian harus Kooperatif, kalau bapak mau kami bina kamu harus kooperatif. Masa data-data ratusan itu yang kami butuhkan, bapak cuman kirim 5. Kalau kita mau hubungan baik, produksi baik, konstruksi bagus, tenaga kerja juga nyaman, maka kita harus kerjasama, jangan bapak menutup diri, tertutup ini kurang bagus,” kata dia.
“Yang jelas, kalau kami datang untuk melakukan pengawasan, anda harus buka pintu, jangan ditutup. Supaya kami bisa tahu dan serap semua data anda dan kami akan analisa. Tim saya kan bisa kerja, membina bagaimana norma yang baik, bagaimana K3 yang baik termasuk soal rincian APD serta bagaimana keamananan keselamatan kerja,” tegasnya.ZAL