DPRD Tolitoli Tolak Penggantian Nama Lapangan H Hayyun

oleh -

Keterangan Foto :

Ratusan Masyarakat dari Desa Salumpaga melakukan aksi unjukrasa di DPRD Tolitoli guna menolak penggantian Lapangan H. Hayyun menjadi Gaukan Mohammad Saleh Bantilan. FOTO : IST

TOLITOLI, SULTENGNEWS.com – DPRD Kabupaten Tolitoli menyatakan menolak penggantian nama lapangan H Hayyun sekaligus mendukung langkah masyarakat Desa Salumpaga, Kecamatan Tolitoli Utara yang menolak pergantian nama lapangan kebanggaan masyarakat Tolitoli itu.

Penolakan atas penggantian nama lapangan H Hayyun itu, dilontarkan langsung ketua DPRD Kabupaten (Dekab) Tolitoli, Andi Ahmad Syarif dihadapan ratusan warga Desa Salumpaga yang mendatangi kantor Dekab Tolitoli, Rabu (06/12/2017).

“Apapun resiko nama lapangan tidak bisa digantikan karena secara hukum berdasarkan SK Bupati Eddy Suroso nama lapangan itu sudah ada,” tegas ketua DPRD Tolitoli itu.

Dalam undang-undang otonomi daerah terkait penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Bupati dan DPRD harus membicarakan bersama mengenai penggantian nama lapangan tersebut, namun hingga kini hal itu tidak pernah dilaksanakan sehingga secara kelembagaan pihak DPRD Tolitoli meyakini nama lapangan H Hayyun tidak dimungkinkan digantikan dengan nama lain.

“Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawannya, sehingga DPRD akan mengeluarkan rekomendasi untuk tidak melaksanakan penggantian nama lapangan itu,” katanya.

Kordinator aksi demo dari Warga Salumpaga, Mansyur meminta pihak DPRD Tolitoli untuk memfasilitasi mereka untuk bertemu dengan Bupati agar tidak melakukan penggantian nama lapangan H Hayyun yang rencananya akan dirangkaikan dengan pengukuhan Bupati Tolitoli menjadi raja Tolitoli pada tanggal 10 Desember 2017.

“Kami siap mati jika nama lapangan itu diganti. Kami warga Salumpang menolak lapangan itu diganti dengan nama lain,” tegasnya.

Mansyur mengatakan, H Hayyun merupakan pahlawan Tolitoli  yang berjuang merebut kemerdekaan indonesia di wilayah Tolitoli yang jasa-jasa tidak dapat dilupakan.

“Kami masyarakat Desa Salumpaga hanya mau menjadi bangsa yang besar yang tidak mau melupakan sejarah,” katanya.

Menurutnya, jika penggantian nama lapangan itu terus dipaksakan, sama halnya tidak menghargai jasa-jasa H Hayyun yang merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Salumpaga.

“Kalau nama lapangan itu diganti sama juga tidak menghargai seluruh masyarakat Salumpaga. Lebih baik kami pindah menjadi warga Kabupaten Buol dari menjadi warga Tolitoli,” katanya. RML

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.