Begini Penjelasan Kapolres Sigi Terkait Kronologis Pembunuhan di Lemba Tongoa

oleh -
Kapolres Sigi, AKBP. Yoga Priyahutama, SH.SIK saat menyampaikan keterangan kepada awak media. FOTO : IST

PALU, SULTENGNEWS.COM – Baru-baru ini terjadi pembunuhan terhadap empat orang warga yang dilakukan Orang Tak Dikenal (OTK) di Desa Lemba Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.

Saat dikonfirmasi media ini, Kapolres Sigi, AKBP. Yoga Priyahutama, SH.SIK membenarkan kejadian terbunuhnya empat orang dan tiga rumah di dibakar.

“Rumah yang dibakar ada 3 dan benar ada 4 orang yang meninggal atas kejadian tersebut,”ujar AKBP. Yoga Priyahutama, SH.SIK kepada sultengnews, Sabtu (28/11/2020).

AKBP. Yoga Priyahutama, SH.SIK menuturkan, yang melakukan pembunuhan terhadap keempat orang tersebut merupakan Orang Tak Dikenal (OTK).

Menurut Kapolres, kronologisnya, OTK itu datang ke rumah warga untuk meminta makanan. Namun karena tidak diberi makanan, kemudian mereka marah lalu membunuh empat warga itu.

“Mereka OTK, karena korban tidak kenal dengan pelaku itu. Mereka datang meminta minta bahan makanan, tapi karena tidak dikasih lalu mereka melakukan hal seperti itu (membunuh),” tutur Kapolres Sigi.

Kapolres menerangkan, bahwa tidak benar adanya pembakaran Gereja di Lamba Tongoa. Sebenarnya yang dibakar merupakan rumah warga yang dijadikan tempat ibadah, sebab di lokasi kejadian tidak ditemukan sama sekali Gereja.

Olehnya, informasi sebelumnya yang menyebutkan adanya pembakaran gereja sama sekali tidak benar. Redaksi sultengnews.com yang sebelumnya mengutib berita ANTARA, hanya mengambil keterangan dari sekretaris Desa Lembah Tongoa, Rifai yang menjelaskan empat korban yang dibunuh.

Sedangkan informasi tentang pembakaran gedung gereja dan pos pelayanan Lewonu Lembah Tongoa, diperoleh dari informasi yang beredar luas melalui group WhatsApp. Jadi bukan di kutib dari ANTARA, karena ANTARA memang tidak pernah menulis itu diberita yang dikutib.

Informasi pembakaran gereja ini juga dibantah Kapolres Sigi saat dikonfirmasi sultengnews.com pagi tadi.

“Tidak ada gereja yang dibakar, karena dilokasi tersebut tidak ada Gereja, namun hanya rumah milik seseorang dijadikan tempat ibadah bagi warga sekitar situ karena disitu tidak ada Gereja,”ungkapnya.

Lebih lanjut, kata Kapolres Sigi, atas permintaan pihak keluarga keempat jenazah tersebut langsung dimakamkan di di lokasi tersebut.

“Sesuai permintaan keluarga untuk ke 4 korban minta dikebumikan di tempat,” ucap Kapolres Sigi.

Senada dengan hal itu, Sekdes Lemba Tongoa, Rifai mengungkapkan, keempat jenazah langsung dimakamkan pada hari ini Sabtu (28/11/2020).

“Kalau jenazah hari ini sementara persiapan dimakamkan,”ungkapnya.

Rifai juga menambahkan, keempat orang yang meninggal merupakan menantu, anak menantu, cucu, dan seorang kerabat terdekat.

“Yasa, kemudian Pino anak mantu dari Bapak Yasa, dan seorang kerabat bernama Naka. Sementara Ferdi merupakan anak dari Naka,”tandasnya.

Sampai berita ini terbit Polres Sigi masih terus melakukan pendalaman. DAL

Response (1)

  1. Maksud Pak Kapolres Yoga P. Semua anggota keluarga yg dibakar rumahnya dan yg dipenggal kepalanya serta orang2 yg dibakar hidup2 itu, tak memberi makanan kepada pelaku penjagal itu ya ???

    Bolehlah meredam Isu SARA, tapi janganlah buat cerita yg tdk masik akal. Tidak ada anggota gereja yg menutup hati pada orang yg meminta makanan, apalagi di desa.

    Rumah dan apapun itu boleh dibakar tapi jangan menghilangkan nyawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.