Ajenkris: Antara Kenaikan Kebutuhan Pokok dan Pendapatan Masyarakat Tidak Bertambah

oleh -
oleh
Pedagang Eceran yang berjualan di pasar Inpres Manonda Palu, Rabu (14/9/2022). FOTO : Mohammad Rizal/SultengNews.com

PALU, SULTENGNEWS.COM – Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bersubsidi oleh pemerintah pusat beberapa waktu lalu dikhawatirkan akan berdampak terhadap kenaikan kebutuhan bahan dasar pokok masyarakat.

Pemerintah Kota Palu sendiri melalui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Palu Ajenkris, mewanti-wanti akan terjadinya kenaikan kebutuhan pokok masyarakat pada dua atau tiga minggu mendatang setelah kenaikan harga bahan bakar minyak.

Bahkan, kata Ajenkris, kekhawatiran tersebut bisa dikaitkan dengan kenaikan bahan pokok dan ditimbulkan oleh adanya ketidakseimbangan atau tidak naiknya pula pendapatan yang dihasilkan oleh masyarakat, khususnya bagi masyarakat kota Palu.

“Kebutuhan masyarakat itu yang susah sekali untuk dibendung. Olehnya itu coba kita pelajari selama empat hari ini, adem-adem saja, ada kenaikan namun tidak terlalu menonjol. Kita khawatirkan yang terjadi setelah dua minggu kedepan itu yang kita sulit prediksi,” sebut Ajenkris kepada SultengNews.com, Rabu (14/9/2022).

“Inflasi kita 4 persen, kalau terjadi gejala seperti itu, harga bahan naik, pendapatan masyarakat tidak bertambah, itu pasti dampaknya terhadap inflasi. Kalau inflasi kita mencapai 7 persen seperti Kabuptan Luwuk, berarti ketidak terjadinya keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan jumlah uang yang beredar, ini yang bahaya,” katanya menambahkan.

Olehnya, menurut Ajenkris, sebaiknya agar tidak terjadi gejolak kenaikan atas kebutuhan-kebutuhan lainnya, pemerintah pusat melalui kebijakannya, untuk melakukan terobosan dengan cara misalnya mensubsidi kebutuhan-kebutuhan pokok dari distributor atau dengan cara meringankan pajak.

“Sekarang tinggal kebijakan dari pemerintah pusat, bagaimana semua distributor kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti Mentega, Gula dan sejenisnya di subsidi oleh pusat. Kalau di daerah kita masih bisa imbangi, seperti Lombok kecil, Lombok besar, bawang putih dan sejnisnya,” sebutnya.

“Ini sebaiknya langsung diantisipasi oleh pemerintah pusat, kalau tidak, gejolak kenaikan bahan pokok akan terjadi di tengah-tengah masyarakat nantinya,” tegasnya.ZAL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.